Selasa, 12 Mei 2015

CHOCOLAT [2000]


Terkadang masih banyak yang beranggapan bahwa “cinta” hanya identik dengan relationship saja. Padahal, “cinta” merupakan keindahan untuk berbagi kepada sesama, siapa saja. Dalam penerapannya, cinta tidak hanya diberikan kepada kekasih, tapi juga orang tua, saudara, teman, dsb. Film Chocolat yang bersettingkan kota di Perancis ini akan menjawab seperti apakah cinta yang sesungguhnya dan menegaskan bahwa cokelat merupakan lambang dari “cinta” memang benar adanya.

Di sebuah kota di Perancis yang bernama Lansquenet, warganya hidup berdampingan dengan tenang dan damai. Itu tidak lain adalah salah satu peran besar dari sang walikota, Comte de Reynaud (Alfred Molina) bersama pendeta Henri (Hugh O’Conor) dalam membimbing warganya menjadi pribadi yang taat. Ia mewajibkan seluruh warganya untuk selalu beribadat di gereja. Sang walikota Reynaud adalah orang yang sangat taat, bahkan tidak sedikit yang menyebutnya sebagai radikal. Pada musim dingin dan bersamaan pula angin berhembus dari utara, datanglah seorang wanita bernama Vianne (Juliette Binoche) berjalan kaki bersama anak perempuannya, Anouk (Victoire Thivisol) sambil mengenakan jubah berwarna merah ke kota itu. Ia menyewa rumah milik Amande (Judi Dench) untuk ia jadikan kedai cokelat bernama Chocolaterie. Vianne dan Anouk adalah seorang pengembara yang selalu berpindah-pindah tempat. Para leluhurnya dahulu, juga melakukan hal yang sama. Mereka selalu mencari tempat baru untuk bermukim, sampai angin utara datang dan mereka ikut pergi bersamanya. 

Pagi itu, Tn. Reynaud mendatangi kedai Chocolaterie. Ia mengajak mereka untuk pergi beribadat ke gereja. Tapi, Vianne menolak, karena mereka bukan penganut agama Katolik. Dengan dongkolnya, Tn Reynaud kemudian menyebarkan isu yang buruk mengenai Vianne, antara lain ia dituduh seorang atheis dan memiliki anak dari hasil hubungan gelap. Beberapa waktu selama Vianne mendirikan kedai itu, banyak sekali orang yang telah dibantunya. Seperti melindungi Josephine (Lena Olin) yang diperlakukan buruk suaminya, mendekatkan Francoise dengan suaminya, menyatukan Blerot dengan janda Audel, dan mendekatkan kembali Luc dengan neneknya, Armande. 

Banyak sekali hal baik yang telah dilakukan Vianne di kota itu dengan mengenalkan berbagai macam olahan makanan atau minuman dari cokelat. Rupanya, hal tersebut membuat Tn. Reynaud semakin tidak suka, dan berusaha sekeras mungkin menyingkirkan Vianne dari kota Lansquenet. Hingga suatu ketika datanglah perompak dari Irlandia yang dipimpin oleh Roux (Johnny Depp). Tn. Reynaud mengeluarkan larangan keras untuk berhubungan dengan Roux dan anak buahnya yang dianggap tidak bermoral. Tapi, Vianne menerimanya dengan senang hati dan hubungan mereka semakin dekat. Tidak bisa dihindari pula, bahwa Vianne dan Roux saling menyukai satu sama lain. Bagaimana kelanjutan hubungan Vianne dengan Roux ? Mampukah Tn. Reynaud menyingkirkan Vianne dan Anouk dari kota tersebut ?

Saya sangat suka sekali dengan kisah sederhana yang dihadirkan di Chocolat. Sangat ringan dan indah, seperti bagaimana mewujudkan cinta itu kepada pasangan, orang yang disukai, atau dengan anggota keluarga. Semua warga kota Lanquenet memang sekilas tampak tenang dan damai, tapi ternyata masing-masing dari orangnya memiliki permasalahan satu sama lain. Intinya, mereka sudah kehilangan makna sejati dari “cinta”. Maka, datanglah Vianne ke kota tersebut sebagai sang pembawa cinta melalui makanan dan minuman yang ia buat dari cokelat. Tn. Reynaud adalah sosok yang sangat dihormati oleh warga kota Lansquenet karena kebaikan dan ketaatannya. Tapi dibalik itu, Tn. Reynaud memiliki sifat radikal dan keras kepala. Ia tidak segan-segan menghina Vianne dan anaknya di belakang hanya karena mereka menolak diajak ke gereja karena berbeda keyakinan. 

Sebenarnya, bisa dibilang bahwa Tn. Reynaud adalah pribadi yang kesepian, karena ditinggal istrinya ke Venesia dan tidak pernah kembali. Tn. Reynaud sama seperti yang lainnya, ia juga orang yang telah kehilangan makna sejati dari “cinta”. Jika ia tahu arti cinta yang sesungguhnya, mungkin ia tidak akan mengusir Vianne dan anaknya hanya alasan perbedaan keyakinan. Di sini, Chocolat mencoba untuk menyindir banyak orang yang berpikiran radikal, terutama dalam konteks agama. Bahwa siapa saja yang berbeda keyakinan, maka mereka bukanlah satu golongan. Bukankah Tn. Reynaud sendiri orang yang taat, maka sudah sewajarnya ia tahu bahwa agama menganjurkan kasih sayang kepada semua manusia, sekalipun berbeda keyakinan. 

Saya suka bagaimana Chocolat menghadirkan chemistri yang kuat antar satu karakter dengan karakter lainnya dan digambarkan dengan keunikan masing-masing. Saya juga suka ending dari Chocolat yang menjadi jawaban akhir bagi pencarian Vianne dalam mencari “cinta” yang sesungguhnya. Ia tahu bahwa tidak selamanya angin utara akan terus membawanya beserta Anouk, karena pada suatu saat akan tiba dimana cinta sejatinya akan muncul dan bermuara di suatu tempat. Yang perlu diingat bahwa Chocolat dihadirkan dengan komedi dan “sedikit” sentuhan fantasi. Jadi, meskipun masalah yang dialami oleh para karakter-karakter di sini bisa dibilang krusial, tapi malah ditampilkan dengan adegan yang lucu dan mengundang tawa. 

Beberapa momen “kehilangan” sempat pula hadir, tapi Lasse Hallström sebagai sang sutradara tahu batasan untuk tidak menampilkannya begitu mendramatisir, karena kembali lagi bahwa Chocolat dikonsep dengan komedi. Dengan menggunakan embel-embel cokelat yang mana merupakan lambang “cinta” dan “kasih sayang”, maka konsep Chocolat untuk menjadi film tentang “cinta” dan “kasih sayang” bagi sesama sangat tepat sekali. Rasanya tepat bila Chocolat menjadi tontonan yang pas pada 14 Februari.

ATAU
8 / 10

2 komentar:

  1. blog anda sudah saya masukkan dalam blogroll Albo Brain Movie Review, salam kenal....

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal juga, saya Iza dari Tuban. blog Anda juga akan saya tambah di blogroll.
      jangan lupa klik follower juga ya. terima kasih banyak sebelumnya

      Hapus

AYO KITA DISKUSIKAN !